Jenis-jenis bahan pewarna tekstil menjadi salah satu indikator yang menentukan kualitas kain. Perbedaan bahan pewarna yang digunakan akan menentukan tekstur warna yang dihasilkan pada sebuah kain.
Daftar isi
Misalkan, kamu tentu pernah menentukan warna kain yang cepat sekali pudar. Tapi, ada juga warna yang tetap cerah walaupun sudah dicuci berulang kali.
Penyebab perbedaan ini adalah jenis bahan perwarna yang digunakan berbeda. Untuk lebih jelasnya, mari simak informasi mengenai pewarna tekstil dan jenis-jenisnya berikut ini.
Apa Itu Pewarna Tekstil?
Secara umum, pewarna tekstil terdiri atas dua macam, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis. Keduanya sama-sama memiliki fungsi untuk memberikan kesan visualisasi yang estetik pada produk tekstil. Namun, yang akan membedakannya adalah kualitas masing-masing jenis.
Setiap jenis bahan pewarna memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Terlebih untuk pewarna sintetis yang memiliki di bawahnya masih memiliki banyak jenis.
Apa Saja Kelebihan Pewarna Tekstil Sintetis?
Dalam industri tekstil, pemakaian jenis bahan pewarna adalah bergantung dari beberapa faktor. Seperti dari sifat dasar kain, pilihan warna, daya tahan kelunturan yang diinginkan, jenis metode pewarnaan serta faktor-faktor lainnya. Hampir seluruh kain tekstil yang dijual di pasaran menggunakan pewarna bahan kimia sintetis, berikut adalah beberapa kelebihan zat pewarna sintetis.
- Mudah didapatkan dan komposisinya sudah tetap.
- Bisa diproduksi dalam jumlah yang besar.
- Pilihan warna yang lebih bervariasi.
- Kualitas warna lebih cerah.
- Proses pewarnaan tekstil lebih mudah.
- Lebih mudah terserap dan terikat ke serat kain dengan baik.
Apa Saja Jenis-jenis Bahan Pewarna Tekstil?
Komponen yang dibutuhkan untuk dijadikan pewarna tekstil memang hanya ada dua, yaitu alami dan sintetis/buatan. Tapi, untuk pewarna buatan memiliki banyak jenis yang beragam dengan kualitas berbeda, diantaranya sebagai berikut.
1. Pewarna Alami
Pewarna alami merupakan teknik mewarnai kain menggunakan bahan dari alam, baik tumbuhan atau hewan. Biasanya bagian yang diambil untuk menghasilkan warna adalah serat selulosa pada tumbuhan. Sementara pada hewan akan diambil serat proteinnya.
Karena berasal dari alam, maka bahan pewarna ini cenderung lebih aman untuk digunakan. Namun, butuh teknik dan biaya yang besar untuk mengolahnya menjadi produk pewarna tekstil.
Beberapa tumbuhan yang sering menjadi media untuk diambil serat warnanya adalah kunyit, pandam, tarum, kesumba, mawar, dan lainya.
2. Sintetis Acid
Pewarna sintetis acid merupakan bahan yang memanfaatkan zat asam untuk menghasilkan sebuah warna. Biasanya untuk kebutuhan tekstil, proses untuk menghasilkan warna dengan acid dilakukan pada ruangan bertemperatur tinggi.
Kelebihan acid adalah mampu menekan biaya produksi menjadi lebih kecil sehingga produk tekstil yang dihasilkan bisa dijual dengan harga ekonomis. Sayangnya, warna yang dihasilkan mudah luntur.
3. Sintetis Direct
Pewarna sintetis direct banyak digunakan untuk bahan tekstil seperti katun, nilon, wol, dan sutra. Warna yang dihasilkan cenderung lebih lembut dan tidak begitu cerah. Memiliki harga yang ekonomis dan proses produksi mudah. Sayangnya, warnanya cukup mudah hilang jika sudah dicuci berulang kali.
4. Sintetis Vat
Sintetis vat atau bejana merupakan teknik mewarnai tekstil dengan cara dicelupkan manual. Teknik pewarnaan ini memakan waktu yang panjang dan komplek. Sejalan dengan warna yang dihasilkan cerah dan tahan lama, tidak heran jika produk tekstil dengan pewarnaan ini cenderung lebih mahal.
5. Sintetis Sulphur
Salah satu jenis pewarna tekstil berikutnya adalah sintetis sulphur yang terkenal dengan banya variasi warna. Sayangnya, tidak banyak pengusaha tekstil menggunakan bahan ini karena cara pengolahannya yang rumit walaupun harganya lebih murah.
6. Sintetis Disperse
Bahan pewarna sintetis disperse merupakan teknik mewarnai tekstil dengan melarutkan pada air. Bahan ini cocok jika dipadukan dengan serat selulosa, polyester, nilon, akrilik, dan lainnya. Kelebihannya adalah warna bisa bertahan lama dan cukup terjangkau.
7. Sintetis Reaktif
Pewarna sintetis reaktif merupakan jenis pewarnaan yang menjadi favorit dalam dunia tekstil karena memiliki proses mudah dan ekonomi. Warna yang dihasilkan pun bisa bertahan secara permanen. Biasanya digunakan untuk mewarnai tekstil berbahan katun, serat, rayon, wol, dan sutra.
Baca Juga: Mengenal Sustainable Fashion dan Cara Menerapkannya
Apa Saja Perbedaan Pewarna Tekstil Alami dan Sintetis?
Selain berasal dari sumber bahan yang berbeda, pewarna tekstil alami dan sintetis juga memiliki kualitas yang berbeda. Tentunya masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
1. Bahan
Bahan pewarna alami cenderung lebih aman karena berasal dari produk alam seperti daun, buah, dan kulit kayu. Sementara bahan sintetis terbuat dari proses kiamiwi buatan sehingga rentan menimbulkan alergi, terutama pada orang dengan kulit sensitif.
2. Tingkat Warna
Zat warna pigmen yang dihasilkan pada pewarna alami cenderung lebih pudar dan tidak bisa cerah. Berbeda dengan bahan sintetis yang bisa dengan mudah menentukan tingkat kecerahan warna, bahkan bisa mencapai pada cerah yang maksimal.
3. Kesulitan Menghasilkan Warna
Proses mendapatkan warna pada produk alami lebih sulit dan membutuhkan modal yang besar. Pasalnya untuk menghasilkan suatu warna yang cerah saja dibutuhkan lebih banyak bahan.
Berbeda dengan bahan sintetis yang bisa menghasilkan warna dengan bahan sedikit dan mudah untuk didapatkan. Selain itu, proses untuk mendapatkan warna juga lebih ekonomis.
4. Sebaran Warna
Ketika diaplikasikan pada produk tekstil, zat pewarna alami cenderung lebih sulit untuk menyebar. Butuh teknik khusus agar warna bisa menyatu dengan produk dasar. Sebaliknya dengan menggunakan jenis zat warna sintetis lebih mudah untuk menyebarkan warna di bahan kain.
Baca Juga: 8 Ciri-ciri Bahan Tekstil dari Katun dan Jenis-jenisnya
Apa saja Teknik Pewarnaan Bahan Pewarna Tekstil?
Ternyata untuk mewarna produk tekstil juga tidak boleh sembarangan. Butuh teknik khusus agar warna teraplikasikan dengan tepat. Beberapa teknik pewarnaan bahan tekstil yang cukup populer adalah sebagai berikut.
1. Teknik Woven In
Teknik woven in merupakan memberikan warna pada kain dengan mewarnai benang lebih dulu. Setelah benang untuk produk tekstil diwarnai dan kering, maka proses selanjutnya adalah menyambungkan atau menenun benang tersebut menjadi sebuah kain.
2. Teknik Printing
Teknik printing bisa digunakan untuk semua ragam pewarna tekstil dengan memanfaatkan teknologi canggih. Kain dasar disediakan pada mesin printing, dan nanti warna dan corak akan diberikan begitu mesin printing bekerja.
3. Teknik Piece Dyed
Teknik piece dyed adalah mewarnai kain dengan cara dicelupkan pada larutan pewarna. Bahan pewarna yang digunakan beragam, dapat menggunakan sintetis atau alami. Namun, teknik ini membutuhkan banyak tenaga manusia secara manual.
Nah, itulah informasi mengenai jenis-jenis bahan pewarna tekstil dan teknik pewarnaannya yang dapat menjadi referensi untuk kamu. Jadi, sekarang jadi lebih tahu jenis pewarna dan teknik yang cocok untuk tekstil yang diinginkan, bukan?
- 15 Macam-macam Garis Leher dan Perkembangannya - 31/05/2023
- Kain Blacu: Pengertian, Jenis, Karakteristik, dan Kelebihannya - 31/05/2023
- Bahan Twill: Ciri, Kelebihan, dan Kekurangannya - 30/05/2023
Leave a Reply